Thursday, December 3, 2015

CX906

Coba saja googling dg keyword “heartevangelista’, pasti Anda akan memahami bahwa retina mataku dengan sendirinya bergerak tanpa diperintah saat kebetulan berada di restaurant yg sama dengannya. Acara dinner yang tidak begitu formal, dan kebetulan dia duduk di meja sebelah. Secara naluriah (ini kata pembenar! ) ada yang lebih menarik dari set menu didepanku. Rekanku yg Philippino sepertinya melihat gelagatku dan berbisik: “wanita cantik di meja sebelah itu namanya Heart. Dia artis multi-talenta yang cukup terkenal di Philippina. Dia seorang pembawa acara TV yang cerdas, penyanyi dengan suara merdu, memiliki postur tubuh ideal dan paras menarik. Pria muda yang disebelahnya itu seorang senator hebat (bukan Setyonov yah). Dan beberapa orang bertubuh gede diluar itu adalah bodyguards.” Ups….akupun memicingkan mata dan berusaha supaya retina ini tidak lagi mengarah kesana. Temenku masih melanjutkan critanya tentang sang senator yang super duper kaya, sangat kuasa dan terhormat. “.....lihat, dengan semua yang dimilikinya, betapa BAHAGIA pasangan itu”, lanjutnya memuji. Kini aku sudah berhasil full control dan bola mataku lebih konsentrasi ke set menu dimeja makan. Aku ambil chicken wings kesukaanku sambil mengalihkan pendengaran ke obrolan teman semejaku yang lain. Rupanya obrolan tentang mobil. Tapi kali ini bukan bicara jeepney yang sohor di Manila ini. Dia org America, selalu update kalau bicara automotive Dia bisa menjabarkan detail teknikal performance dan kenyamanan Harley Davidson dan Chevrolet Camaro miliknya selama berjam jam. Raut mukannya semangat 45 dan menunjukkan kebanggaan saat bercerita itu. Bisa dibayangkan betapa puas dan BAHAGIA saat dia mengendarai mobil mewah itu. Waitress datang dan menu desert ditawarkan, aku cuma pilih kopi expresso. Saat itu obrolan kami tengah serius. Kami cerita tentang ekonomi dunia sampai keadaan di negaranya masing2. Index kepercayaan konsumen di America masih trend turun. Italia, Russia dan negara2 eropa timur trend negative growth. Philippina yang selalu growth diatas 6% bersama Indonesia dengan market volume dan gedenya GDP masih menjadi primadona bagai perawan desa dalam obrolan ini. Tiba tiba telponku berdering, dan aku berdiri minggir untuk nerima panggilan. Seorang sahabat lama bersapa dan bersalam, nanya kabar. Kami saling update. Juga cerita masa lalu, masa2 indah tuk dikenang. Dia juga cerita anak mbarep nya yang lebih banyak menghabiskan waktu di kampus. Ya, anaknya sudah kuliah! Memang aku lebih muda dari sahabat disebarang telepon ini. Saat aku baru mulai kerja sekitar 20thn lalu, dia sudah cukup lama menjadi sopir perusahaan dan sering mengantarkan aku ke port. Setelah mengakhiri telepon, aku kembali ke meja makan dan melanjutkan obrolan. Kini mendiskusikan hubungan tingkat ekonomi vs index keBAHAGIAan suatu negara. Karena belum banyak negara concern terhadap index kebahagiaan, jadinya diskusi makin tidak fokus. Pengennya aku lebih fokus, ya lebih fokus melanjutkan nulis tentang Heart Evangelista. Aku kira Anda pun setujuuuu…..tapi rupanya pesawat ini segera landing di Hong-Kong airport. Maaf aku harus matikan hp ini saat landing. Bahagia itu bisa simple: bertemen. Bahagia itu saat nerima telpon seorang sahabat.

Friday, April 10, 2015

GA290

Tawa riang mereka lepas, dan mungkin beberapa orang di dalam bus bandara ini sedikit terganggu. Entahlah apa yang mereka obrolkan. Satu sama lainnya saling sautan tanpa ada moderator, tak tampak siapa bercerita-siapa mendengar. Sesekali si mbak yg pake seragam itu nyelonong memotong obrolan, dan sejeda kemudian mereka kembali melepas tawa bareng-bareng. Bahkan Si mbok yang kelihatan agak sepuh sampai terpingkal-pingkal, tapi tidak terjatuh karena berpegangan dan menjuntukkan dahinya pada lengan mbak disebelahnya. Nah, jujur......mbak yang ini yang membuat retina mataku bergeser tanpa diperintah! Tapi soal retina itu akan aku ceritakan kapan-kapan. Ups..... dengan highhill nya si ibu menendang lelaki didepannya. Terlihat begitu games si ibu menendang. Sepertinya yang ditendang itu menantunya. Dia mengeluh kesaktian, tapi kelihatan kalau itu cuma berpura2. Si mbak yang berseragam tadi, yang berseragam suster, mendekat dan memperhatikan kaki yang ditendang. Sepertinya hendak menolong si kaki sakit, tapi agak kerepotan karena si mbak nggendong bayi. Bayi itu rupanya anak mbak yang membuat retina ku bergerak tadi. (Stop....soal gerak retina tidak dibahas disini ya.) Tawa riang mereka lepas lagi.... "Penumpang.... ....", pemberitahuan dari flight attendance GA290 telah terdengar: pesawat segera landing di bandara Malang. HP ku ini harus dimatikan. Sebenarnya aku pengen meneruskan nulis, dan pengen mengikuti keluarga yg begitu lepas tawa, riang, yang begitu egaliter. Mungkin mereka berempat, (eh....plus satu mbok pembantu, plus satu bayi dan susternya yg berseragam) akan menghabiskan weekend di sebuah villa di Batu....pengen aku menyaksikan keceriaan mereka sejenak. Ya, sejenak saja pengen lepas dari mendengar berita pesimis yg disajikan oleh mindset pesimis wartawan bodrex: rupiah jeblok, LQ45 rontok, volume retail anjlok, tunjangan anggota DPR naik......